Apa dan siapa gerangan the founding fathers itu bukan tidak pernah terjawab. melainkan "mapan" sebagai ruang dimana kita menemukan para pendiri bangsa, persis disitu persoalannya.
heuristik tdk bekerja efektif, bukan krn kekurangan sumber, melainkan pencarian2 kebenaran atas para the founding fathers itu yg mengalami kendala, bertubrukan dgn "kepakaran senioritas".
kasus Yamin misalnya, merupakan bentuk "mapan" yg saya singgung dimuka. ia-Yamin sampai saat ini msh diyakini oleh sebagian besar orang, merupakan yg pertama menyampaikan "lima dasar" sebelum Sukarno, sehingga yg terjadi adalah, Sukarno bukanlah yg pertama, melainkan lbh negasi lagi, hanyalah meniru apa yg dikemukakan Yamin.
Yamin, memang kontroversi, karena banyak "kepakaran senior" mengitarinya, bukan krn kebenaran pidatonya 29 Mei itu, melainkan sebuah kebanggaan, bahwa Yamin yg pertama sebelum Sukarno. sehingga debat tdk lagi berjalan, pemeriksaan menjadi mandul, dan heuristik tdk bisa bergerak maju.
Yamin memang licik! [Hatta;Panitia Lima], saya pinjam statemen Hatta ini utk memasygulkan pidato Yamin yg tdk pernah ada itu. juga saya alamatkan itu kpd para pakar "senior" yg telah mengendorse Yamin sbg yg pertama, padahal Yamin sendiri dlm pidatonya 5 Juni 1958 bersaksi Sukarnolah yg pertama dan satu2nya yg berpidato ttg dasar negara dan usulannya itu diberi nama Pancasila.
Yamin rupanya "payah" ditikungan", itu dibuktikan dgn terbitnya "Naskah Persiapan UUD 1945" pada thn 1959 yg disusunnya sendiri, dgn klaim dialah yg pertama mengemukakan 5 dasar. ya... dan itu msh membusuk dikepala kita hingga hari ini.
mari kita buktikan, ini bukan kesombongan, tetapi meluruskan sejarah "dibengkokkan" Yamin ditikungan itu! juga oleh para pakar senior yg anti otokritik itu!
Guru SMK Kesehatan Amanah Husada Yogyakarta,
Dosen Hukum Tata Negara UP'45,
Penggiat Hukum Tata Negara,
Berdikari Institute Yogyakarta,
0 komentar:
Posting Komentar